Memanusiakan Manusia
Sering
terdengar kisah tentang anak sekolahan. Sayangnya, kisah-kisah memilukanlah
yang lebih banyak sampai di telinga. Banyak anak yang tidak suka kegiatan
belajar di sekolah. Sebagai gantinya, tawuran, geng motor, merokok, hingga perbuatan
negatif lainnya dilakukan dengan alasan mencari jati diri.
Padahal, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, katanya.
Namun masalahnya, manusia seperti apa yang ingin dibentuk?
Banyak
sekali sekolah yang dibangun dan memberi jaminan bahwa mereka bisa mendidik
anak yang pintar. Sayangnya, mereka tak menjamin bahwa mereka dapat membentuk
anak yang dapat mengenal dirinya. Padahal, mengenal diri sendiri adalah faktor
penting dalam pendidikan. Terbukti, banyak anak yang pandai dalam teori, namun
tak pandai mengendalikan diri. Banyak anak yang mengenal banyak rumus, namun tak
mengenal dirinya sendiri.
Lantas, adakah sekolah yang membantu anak untuk mengenal dirinya sendiri
dengan baik?
SMAIT
Miftahul Khoir menjelma oase di tengah gurun.Ia mendefinisikan sekolah menjadi
sebuah rumah untuk menginspirasi siswa dan mengenal potensinya agar menjadi
dirinya sendiri.
Saat mayoritas sekolah berkutat penguasaan materi, SMAIT Miftahul Khoir
berorientasi pada pengenalan diri sendiri. Maka, program yang dibangun pun
bertujuan agar anak dapat bereksplorasi dan mendapatkan pengalaman bagi dirinya
sendiri: program Morning (Motivation and Training), Saba Bandung, Sarasehan, Nature
Research, Be Your Self, Journey to The Freedom, serta program-program
lainnya. Dengan pengalaman-pengalaman langsung yang dirasakan anak,
pembelajaran akan lebih bermakna dan akan diingat selalu.
Dengan mengenal dirinya sendiri, anak akan mengerti untuk apa mereka
belajar. Anak akan paham mengapa mereka harus terdidik. Anak akan tahu,
bagaimana memosisikan diri sendiri.
Sebab mengenal diri sendiri menjadi hal penting dan mendasar dalam proses
memanusiakan manusia.
***
“Perjalanan
terjauh yang dilakukan manusia adalah perjalanan ke dalam dirinya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar