Sekolah bukan hanya Tempat
Mengisi Soal UN
Sekitar 2 tahun yang lalu, pemerintah
menggegerkan dunia pendidikan dengan sistem fulldayschool.Sebagian
besar masyarakat ramai beropini, ada yang tidak setuju karena kasihan jika anak
belajar sampai sore disekolah, ada yang setuju dengan alasan kegiatan anak akan
lebih terjamin, bukan main atau berfoya setelah pulang sekolah disiang hari. Namun
berita itu tidak menjadi persoalan yang serius bagi siswa SMA MIFKHO, karenafulldayschoolmemang menjadi ‘tradisi’ di
sekolah ini.
“Sekolah merupakan rumah untuk menginspirasi
siswa dan mengenal potensinya agar menjadi dirinya sendiri,” bukan sekedar
motto atau tulisan disetiap sosial media SMA MIFKHO, kalimat itu menjadi
pembuktian.Mulai pukul 7.00 WIB hingga pukul 16.00 WIBsiswa tidak terus mengisi soal pitagorasdan
kawan-kawanya agar berhasil di Ujian Nasional nanti,
justru mereka diajak bermimpi bagaimana hidup kedepan, menjalani mimpinya
dengan masing-masing potensi yang dimilki.
Seorang alumni SMA Mifkho pernah bercerita, bahwa
Mifkho adalah rumahnya yang kedua. Saya merasakan bagaimana rasa bangganya dengan
sekolah ini, sekolah yang guru-gurunya memberikan banyak harapan bagi masa depan.Sampai
suatu hari seorang guru meminta alumni ini dan teman satu kelasnya menuliskan masing-masing
harapan mereka dengan besar pada sebuah tembok. Dia menulis 3 harapan besar,
doa seorang pengajar yang ikhlas dengan ikatan yang baik dengan siswanya sekarang
terkabul, 2 harapan yang ditulis terwujud, salah satunya adalah sekolah di
German.
Sadar betul dengan potensi yang dimilkki siswa
beragam, para guru mencari cara agar setiap potensi dapat terasah, sehingga
siswa bisa merasa menjadi diri sendiri.
Saya pernah menyaksiakan, saat itu ada salah
satu kelas dengan mayoritas siswa-siswinya gemar bernyanyi, tepat pada
pelajaran matematika mereka diminta menyanyikan rumus yang sudah diajarkan
menggunakan lagu apapun yang mereka suka, tidak lama setelah itu terciptalah
sebuah lagu berisikan rumus matematika. Sebuah penelitian pernah dilakukan di
Jepang, bahwa belajar menggunakan irama akan lebih mudah dicerna. Bakat siswa
tersalur, pengajaran tetap berjalan.Berbeda dengan kelas lain yang gemar
bermain diluar kelas, masih dalam pelajaran yang sama, yaitu matematika, siswa
diajak bermain dilapangan, diberikan soal , lalu diminta mencarijawabanya pada
kertas yang sudah disebar secara acak dilalapangan. Pelajaran yang awalnya
diaanggap berat terasa ringan dan riang. Entah itu sebuah teknik atau
ketidaksengajaan, tapi pasti direncanakan.
Selain mengasahpotensi dan ketertarikansiswa
melalui pelajaran umum, SMA Mifkho juga memfasilitasi berbagai ekstrakulikulersebagai
wadah yang sengaja disediakan agar potensi dan minat siswa dapat tertampung
dengan baik. Mungkin suatu hari nanti akan lahir seorang musisi alumni SMA
Mifkho, atau mungkin seorang atlet yang membawa nama baik Indonesia lahir dari
sekolah ini, dan jangn heran jika nanti mendengar seorang astronom wanita yang dulunya
pernah belajar di SMA-IT Miftahul Khoir.
Sehingga sekolah dari pagi hingga sore tidak
menjadi beban yang berarti, justrumenjadi hal yang menyenangkan, karena MIFKHO
adalah rumah, tempat dimana kita bisa menjadi diri sendiri. Begitu
menyenangkanya sekolah ini, banyak hal mengejutkan terjadi, disinilahbangunan
dan jiwa-jiwa yang menjadi saksi atas keberhasilan banyak orang.
Oleh : Faradis Zahra Elfajri