Di tempat ini, awal mula saya terjebak dengan dunia belajar yang
mengasyikkan. Sekolah ini gak punya lab lengkap kayak sekolah-sekolah bonafit,
padahal saya suka banget dengan alam. TAPI ternyata labnya lebih guede dari
sekedar ruang, yaitu SEMESTA. Inget banget dulu kita kemping di Cipatujah,
menembus sungai Cilangla. Kita kehausan, tanpa pikir memikir kita ga ragu minum
air sungai. Pasalnya pagi hari sebelum kita menembus sungai, kita sudah
mengukur Ph air sungai tersebut. Ngukur asam basanya langsung di tepi sungai
dan hasilnya aman diminum! *padahal buat mengonsumsi air pertimbangannya bukan
itu aja yaa.. :D*
Seruput lah kita minum air sungai, bahkan ada temen yang super kreatif nyeduh
nutrisari pake air sungai itu. Katanya, biar ga terlalu butek pas diminum.
Haha.
Ohya, waktu acara penelitian tahunan aka Nature Research juga saya pernah
menyaksikan langsung penyu menetaskan ratusan telur! Malam-malam di bawah
langit bertaburkan bintang, saya dan kawan-kawan dibimbing para guru menyusuri
pantai ke tempat si penyu melahirkan. Satu penyu bisa menghasilkan 200 telur
lebih. Yang menyedihkan saat si penyu udah susah payah melahirkan, telur-telur
itu diperjualbelikan secara bebas. Saya pakai mata sendiri mellihat
transaksinya. Sediiiih. Ini pengalaman yang gak bisa dilupakan. Semenjak
kejadian itu makin aware dengan hewan-hewan yang terancam punah. Makin aware
juga dengan polusi pada air dan udara. Makin cinta alam. Padahal guru kami gak
ceramah berbusa-busa harus cinta alam, tapi mungkin karena kita semua langsung
dibawa terlibat. Kita merasa jadi subject dari proses belajar, bukan sekedar
object.
Terus yang paling berkesan pas shalat qiyamullail di tengah
lapangan, saat rangkaian acara Pesantren Sains atau Sansai. Itu yah imamnya
bapak guru agama gak tanggung-tanggung, hampir dua juz dihabisn. Padahal
siangnya kita seharian meneliti masuk ke kampung-kampung, dalam keadaan puasa
pula. Tapi karena suasananya syahdu, di tengah lapangan, di bawah sinar
rembulan dan di bulan ramadhan, rasanya tak terlupakan. Program ini biasa diselenggarakan
saat Ramadhan. Bukan Pesantren Kilat biasa, karena dilaksanakan di luar kota
Bandung dengan misi-misi berbeda tiap kelompok penelitiannya. Waktu itu saya
kebagian meneliti pesantren-pesantren tradisional seputaran Cianjur. Sowan ke
rumah-rumah Kiai, mewawancarai santri dan masyarakat sekitar pesantren,
meneliti metode pembelajaran di pesantren, dan banyak lagi. Mulai saat itu juga
saya cinta dunia pendidikan. Sampai sekarang suka dikasih amanah ngonsep
sekolah rintisan dan memperbaharui sistem pendidikan yang sudah berjalan pada
sekolah atau pesantren tertentu.
Satu Tagline yang sering didengungkan oleh guru Leadership
semasa SMA, katanya: Belajar bukanlah perlombaan mencari nilai, tapi perjalanan
mencari kebenaran.
Hari ini saya makin sadar. Sekolah memang bukan perlombaan mencari nilai
terbaik. Toh pada akhirnya, bukan siapa paling besar nilai matematikanya, atau
siapa rengking pertama. Bukan itu semua yang dipakai di kehidupan kan? Tapi
value atau niai-nilai moral, pembelajaran dari setiap kejadian, bagaimana
memecahkan masalah, bagaimanan bersosialisasi dengan baik lah yang kita
butuhkan sebagai bekal di kehidupan. Dan semua itu yang saya dapetin di sekolah
unik ini.
Inget banget waktu itu Nature Research di Rancabuaya - Garut,
saat saya kelas 2 SMA. Kami melakukan penelitian alam hayati beragam tema di
sana selama 10 hari. Selama itu saya mengalami gejolak pencarian kebenaran
*hadeuh*
sering nongkrong di atas pohon katapang yang menghadap pantai. Ngobrol ngalor
ngidul sama kawan-kawan dan para guru. Mendiskusikan fenomena alam dan lebih
mengenal Tuhan. Bersatu dengan alam, belajar darinya, bertasibh bersamanya,
memuji Sang Pencipta.
Semua momen di atas, dan masih banyak lagi yang tak bisa
dituliskan di sini karena kepanjangaaaan, adalah tak terlupakan. Coba kalau ada
yang nanya ke saya rumus matematika atau kimia pelajaran SMA, pasti saya lupa!
Tapi pengalaman-pengalaman seperti ini tidak bisa dilupakan! Membekas membentuk
pribadi hari ini, dan menyisakan pembelajaran yang luar biasa. Betul, belajar
bukanlah perlombaan mencari nilai, tapi perjalanan mencari kebenaran. Dan salah
satu sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran yang begitu adalah sekolahku,
SMAIT Miftahul Khair. The Inspiring Islamic School. It's Amazing!
Salam takdzhim kepada para guru.
Salam hangat kepada rekan-rekan seperguruan