INSPIRASI














Jangan Melihat Orang dari Penampilannya Saja

 Syaikh Ali Jaber
Dikisahkan bahwa suatu malam Sultan Murod Ar-Rabi` mengalami kegundahan yang sangat, dan dia tidak mengetahui sebabnya.
Maka Sang Sultan memanggil kepala penjaga/sipir dan memberitahukan tentang keadaannya yang sedang gundah,
Dan memang merupakan kebiasaan Sultan bahwa dia sering memeriksa keadaan masyarakat/rakyatnya secara sembunyi-sembunyi.
Maka Sultan berkata kepada Kepala Sipir : Mari kita keluar, jalan-jalan di antara penduduk (guna memeriksa dan memantau keadaan mereka).
Mereka pun berjalan hingga sampailah di sebuah penghujung desa, dan Sultan melihat seorang pria tergeletak di atas tanah.
Sultan menggerak-gerakknnya (untuk memeriksa) dan ternyata pria tersebut telah tewas.
Namun anehnya orang-orang yang melintasi dan berlalu lalang di sekitarnya tidak memperdulikannya.
Maka Sultan pun memanggil mereka, tapi mereka tidak mengetahui Sang Sultan,
Mereka berseru : Ada apa?
Sultan : Kenapa pria ini tewas dan tidak seorangpun yang membawanya? Siapa dia? Dan dimana keluarganya?
Mereka berujar : Ini orang zindiq, suka minum khomar, pezina.
Sultan menimpali : Namun bukankah dia dari golongan umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam?
Ayo bawa dia ke rumah keluarganya.
Maka mereka pun membawanya.
Ketika sampai di rumah, istrinya pun melihatnya dan langsung menangis.
Dan orang-orang pun mulai beranjak pergi, kecuali Sang Sultan dan Kepala Sipir.
Di tengah tangisan si wanita (istri si mayit), dia berseru kepada Sultan (namun wanita tersebut tidak mengetahuinya) : Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah, aku bersaksi bahwa engkau sungguh wali Allah.
Maka terheranlah Sultan Murod dengan ucapan wanita tersebut, dan berkata : Bagaimana mungkin aku termasuk wali Allah sementara orang-orang berkata buruk terhadap si mayyit, hingga mereka enggan mengurusi mayatnya.
(Penjaga, Sultan merasa heran, bagaimana mungkin seorang zindiq ditolong oleh wali Allah)
Wanita pun menjawab : Aku sudah duga hal itu,
Sungguh suamiku setiap malam pergi ke penjual arak/khomar lantas membeli seberapa banyak yang dia bisa beli, kemudian membawanya ke rumah kami dan menumpahkan seluruh khomar ke toilet, dan dia (suami) berkata : Semoga aku bisa meringankan keburukan khomar dari kaum muslimin.
Suamiku juga selalu pergi kepada para zaniah/pelacur dan memberinya uang, dan berkata : malam ini kau ku bayar dan jangan kau buka pintu rumahmu (untuk melacur) hingga pagi,
Kemudian suamiku kembali ke rumah dan berujar : Alhamdu lillah, semoga dengan itu aku bisa meringankan keburukannya ( pelacur) dari pemuda-pemuda muslim malam ini.
Namun sementara orang-orang menyaksikan dan mengetahui bahwa suamiku membeli khomar, dan masuk ke rumah pelacur, Dan lantas mereka membicarakan suamiku dengan keburukan.
Pernah suatu hari aku berkata pada suamiku : Sungguh jika seandainya engkau mati, maka tidak akan ada orang yang akan memandikanmu, menyolatkanmu, dan menguburkanmu.
Suamikupun tersenyum dan menjawab : Jangan khawatir Sayangku… Sultan/Pemimpin kaum muslimin lah yang akan menyolatkanku beserta para ulama dan pembesar-pembesar negeri lainnya.
(Setelah mendengarnya) Sultan pun menangis lantas berkata : Suamimu benar, Demi Allah aku adalah Sultan Murod Ar-Robi`, Dan besok kami akan memandikan suamimu, menyolatkannya dan menguburkannya.
Dan diantara yang menyaksikan jenazahnya adalah Sultan Murod, para ulama, para masyayikh dan seluruh penduduk kota.
Maha Suci Allah, kita hanya bisa menilai orang dengan hanya melihat penampilan dan kulit luarnya dan kita pula hanya mendengar omongan orang.
Maka sendainya jika kita mampu bijak, kita akan memandang dan menilai orang dari kebersihan hatinya, Maka niscaya lisan kita akan kelu membisu dari menceritakan keburukan orang lain..
Subhanallaah….Semoga kita bisa mengambil ibroh / contoh teladan…
Ditulis oleh Syaikh Ali Jaber

www.smstauhid.com






PERSIB Bisa Kembali Menawan
Muhamad Yusup, S.Pd
Pemerhati dan Pecinta Persib, Pegiat di Lembaga Bangun Peradaban Bandung
Dan Guru Leadership SMA Islam Terpadu Miftahul Khoir Bandung
Telp. 022.2515342 HP 081320346882


Ada pemandangan lain saat Persib dikalahkan oleh Persipura 1-0, Sabtu, 5 Mei 2012 lalu di Stadion Siliwangi Bandung. Secara spontan para bobotoh menyambangi markas skuad Persib. Diterima Maman Abdurahman perwakilan bobotoh memberikan bunga Mawar Putih dan berharap agar pemain Persib harus terus meningkatkan kualitas permainan agar bias berprestasi (Tribun Jabar, Senin, 30 April 2012). Sebuah dukungan moril yang positif dari para bobotoh sebagai bentuk loyalitas kecintaan kepada Persib yang sedang mengalami kejatuhan.
Sesak! Itu memang yang dirasakan warga Jawa Barat khususnya para pencinta Persib, tim kebanggaan Jawa Barat yang mengalami kekalahan beruntun pada empat laga awal putaran kedua. Terlebih dua kekalahan yang diterima Persib terjadi pada laga kandang saat menjamu Persiba dan Persipura, yang seharusnya dapat menjadi tambang poin. Banyaknya koleksi kekalahan yang dituai Persib musim kompetisi ini memunculkan tanda tanya besar di setiap benak pecinta Persib. Mengapa tidak? Tim sekelas Persib yang bertabur bintang dan bertelenta hebat belum mampu menunjukkan performance team nan menawan yang membuahkan prestasi.
What’s wrong Persib? Data statistic menunjukkan bahwa Persib telah menjalani 22 kali tanding dengan raihan 8 kali menang, 4 kali seri dan 10 kali kalah (Harian Tribun Jabar, Rabu 2 Mei 2012). Berdasarkan data tersebut Persib mengalami 45% atau hampir setengahnya menuai kekalahan.  Catatan 10 kali kekalahan ini diperoleh dari 6 laga terakhir tandang putaran pertama, 2 laga tandang putaran kedua dan 2 laga kandang putaran kedua. Dengan perkataan lain bahwa Persib Maung Bandung memperoleh catatan rapot merah atau buruk. Tak heran berbagai pihak termasuk para bobotoh menyuarakan keprihatinannya dan meminta agar manajemen dan tim pelatih Persib mengadakan evaluasi yang akurat, tepat dan menyeluruh. Sebab kekalahan demi kekalahan yang dialami Persib akan berdampak kurang bagus bagi kondisi psikologis para pemain dan tim, kepercayaan dan tentunya nama besar Persib dalam kancah sepak bola nasional. Jika dibiarkan berlarut-larut maka akan melahirkan rasa gelisah (depresi) dan bahkan ketakutan yang berwujud dalam sikap keraguan dan ketidakpercayaan diri yang akut atau phobia. Ini sangat tidak baik dan menguntungkan bagi seluruh tim.  Ada baiknya Persib merefleksi nasehat dari sahabat Nabi, Imam Ali Bin Abi Thalib r.a. bahwa,”Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita jadi sulit, karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Maka jangan katakan pada Alloh SWT aku punya masalah, tapi katakan pada masalah bahwa aku punya Alloh SWT”.  Sebuah pencerahan yang dapat memberikan asupan segar bagi kerangka berpikir lebih sehat, sikap yang antusias dan pijakan kuat bagi tindakan berani bagi skuad Persib dan seluruh pencinta Persib.
Ya, Persib tidak perlu takut dan jangan terpuruk oleh ketakutan itu sendiri. Oleh karena itu, langkah penting dan harus cepat dilakukan oleh ofisial, pelatih dan pemain adalah memulihkan dan meningkatkan kestabilan mentalitas para pemain. Skuad Persib harus dilatih dan digembleng lebih intensif tentang mentalitas dan kecerdasan emosional, soliditas tim bahkan kecerdasan spiritualnya. Karena unsure-unsur itulah yang mampu melahirkan cara pandang yang benar dalam menghadapi kesulitan, mampu bangkit dari kejatuhan, berjiwa besar, kembali antusias, dan lain-lain. Paul Hana dalam Buku Believe and Achieve! (2001) menegaskan bahwa,”Sekarang, walaupun semua orang tahu bahwa atlet harus berlatih berjam-jam untuk meraih kesuksesan, Anda mungkin tidak tahu bahwa elemen terpenting yang harus mereka miliki sebelum berlaga adalah keyakinan bahwa mereka bisa meraih rekor dunia baru, atau dapat memperbaiki rekor pribadinya”.
Keyakinan, sebuah nilai abstrak yang tak dapat dibeli atau ditukar dengan materi. Keyakinan yang bias, yang berlandaskan pada materi, penghasilan dan bonus besar adalah keyakinan yang rapuh. Karena sejatinya keyakinan itu lahir dari cara pandang yang benar.  Ini yang harus digali dan ditumbuhkembangkan oleh pelatih dan manajemen bagi para pemain Persib.  Sangat penting memiliki padangan atau pola pikir (mind set) yang benar bagi skuad Persib, karena dari situlah mengalir pola sikap dan tindakan benar, enerjik dan bertenaga yang akan mengikuti pikiran tersebut. Hal ini pernah diutarakan oleh John F. Kennedy, Presiden U.S.A. ke 35 bahwa, “Sekali anda berkata bahwa anda cukup menjadi second-best, itulah yang terjadi pada hidup anda, saya membuktikannya”.
Memang kekalahan atau gagal memetik kemenangan dalam sebuah pertandingan apalagi berulang-ulang akan membiaskan pola pikir kita, meluluhkan semangat hingga kerja fisik pun menjadi tidak berkembang sempurna. Pada gilirannya jika tidak ada yang mengingatkan dan menyadarkan akan berujung pada kekecewaan dan ketidakpercayaan. Tak ada salahnya juga, Persib belajar dan bercermin pada klub-klub dunia misalnya, Arsenal dan Chelsea. Seperti kita tahu kedua klub Liga Inggris ini pada awal kompetisi mengalami kinerja dan prestasi yang buruk. Bahkan Chelsea sampai mendepat Pelatih Andre Villas-Boas. Namun pelan tapi pasti, Arsenal dan Chelsea mulai bangkit dan menunjukkan kualitas permainannya sebagai klub dunia. Arsenal kini bercokol di posisi 3 liga Inggris dan Chelsea akan melakoni laga maha penting yakni final Piala Champions setelah mengkandaskan klub terbaik dunia Barcelona dan piala FA. Mereka terus mengevaluasi, memetakan persoalan dengan antusias, menganalisis dan membuat kesimpulan-kesimpulan yang benar dan tepat. Dalam hal ini Di Matteo pelatih pengganti Boas melakukan pendekatan personal (personal approach) kepada para pemain untuk membangkitkan keyakinan, kepercayaan dan soliditas tim. Ya, mengubah cara pandang yang baru untuk meraih satu kesempatan lagi untuk bangkit.
Bila dicermati perubahan dan peningkatan kualitas permainan yang tampak dari kedua klub liga Inggris tersebut banyak difokuskan juga pada sentuhan-sentuhan emosional. Sebab secara kualitas, kemampuan punggawa Arsela dan Chelsea tidak diragukan baik fisik dan teknik. Hal ini sebagaimana diakui oleh Di Matteo pelatih Chelsea, bahwa dia banyak melakukan pembicaraan dan diskusi hangat dengan para pemain senior Chelsea tentang peran, strategi dan melihat ke depan untuk kemajuan tim. Begitu pun dengan Persib harus terus belajar mengubah cara pandang atau berpikir lain, termasuk dalam memandang kekalahan. Kita simak dalam majalah Leadership Magazine, J. Wallace Hamilton mengatakan,”Meningkatnya tindakan bunuh diri, jumlah pecandu alkohol dan bahkan beberapa bentuk depresi adalah bukti bahwa banyak orang berlatih untuk menghadapi kesuksesan, padahal seharusnya mereka berlatih untuk menghadapi kegagalan. Kegagalan jauh lebih sering terjadi daripada kesuksesan; kemiskinan jauh lebih mudah ditemui daripada kekayaan dan kekecewaan jauh lebih lumrah daripada kepuasan”.
Pemahaman baru ini sangat inspiratif dan membantu kita dalam memandang lain sebuah kegagalan. Dari pendapat tersebut kita bisa belajar dari para  atlet dunia seperti Valentino Rossi, menjadi juara dunia tujuh kali motor GP harus dibayar mahal dengan ratusan kali jatuh dari motornya. Fernando Torres, pemain liga Inggris dengan transfer termahal harus mengalami nasib yang buruk karena lama paceklik gol pada masa awal bergabung Chelsea. Begitupun dengan klub-klub sepak bula dunia, Menchester United, Arsenal, Chelsea, Juventus dan lain-lain, mengawali musim kompetesi harus diawali dengan terseok-seok bahkan sampai putaran pertama selesai. Dalam hal ini Nelson Boswel, meyakinkan pemahaman inspiratif bahwa,”Perbedaan antara yang besar dengan yang biasa-biasa saja seringkali terletak pada bagaimana cara seseorang memandang kekeliruan”.

Belajar dari pemahaman di atas, maka kekalahan demi  kekalahan yang dialami oleh Persib harus menjadi tempaan mental untuk melihat kebenaran, kedisiplinan, kegigihan, kesabaran dan kebersamaan. Kegagalan adalah rangkaian proses belajar pematangan pemikiran, sikap, respon dan tindakan kita terhadap apa yang kita hadapi dan ingin capai. Dengan kata lain, bahwa kekalahan yang diterima selama ini oleh Persib adalah pelatih lain yang terbaik Alloh SWT turunkan untuk menggembleng asa dan karakter para pemain. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan menuju perbaikan. Karena nilai perubahan itu hanya dapat dirasakan dan akan diingat terus bukan dari hasilnya, tapi proses perjuangan dan pengorbanannya. Seperti era Ajat Sudrajat Cs. saat membela Persib zaman perserikatan yang terkenal dengan permainan khasnya yaitu operan-operan pendek atau taka tiki ala Barcelona sekarang. Semoga kehadiran pelatih Kang Robby dan Abah Tohir sebagai Penasehat Teknik memberi nuansa baru, asa baru dan kekuatan mental baru sehingga Persib pelan dan pasti beranjak permainannya menjadi lebih menawan dan membuahkan hasil. Semoga!







Pendidikan bukanlah seperti mengisi ember yang kosong. Kepala murid-murid kita bukanlah seperti ember kosong yang boleh seenaknya kita isi apa saja.
Pendidikan adalah seperti menyalakan api yang telah atau hampir padam.
(Dengan kata lain, ketika kita mendidik seorang anak, kita harus menyadari bahwa si anak sudah membawa "bekal" mereka masing-masing di dalam pikiran mereka. Mereka sudah memiliki pandangan dan latar belakang pengetahuan dari pengalaman hidup mereka sebelumnya, dan ini harus dihargai guru. Tidak boleh sembarangan mengisi kepala si anak.
Pendidikan yang benar adalah yang bisa memanfaatkan "bekal" si anak ini dengan baik sehingga semakin berkembang maksimal, seperti api yang dinyalakan kembali.)
~  W illiam Butler Yeats  ~


Seorang anak tidak bisa dididik oleh orang yang membencinya dan dia juga tidak bisa dibohongi.
Dengan kata lain, seseorang yang tidak dengan tulus peduli pada si anak tidak akan mungkin bisa mendidiknya meskipun di luarnya dia pura-pura peduli. Ketulusan mendidik dengan baik datang dari hati.
~  J ames Baldwin  ~