Rabu, 14 Maret 2018

Kelas Seluas Dunia



Kelas Seluas Dunia
Tidak sedikit orangtua yang ingin anaknya diterima oleh sekolah bergengsi. Kualitas pengajar, tempat dan segala fasilitas sekolah yang memadai, dengan alasan sebagai pendukung pembelajaran. kebanyakan remaja usia SMA, dipandang dari sisi psikologinya,senang denganapa yang dimiliki, menunjukan hal terbaik yang mereka punya untuk melakukan interaksi sosial, salah satu caranya bangga dengan tempat sekolahnya, menyimpan gengsi pada seragam yang dikenakan, maka banyak dari mereka setuju ketika orangtuanyamemilih bahkan mungkin terkesan memaksa agar anak-anak mereka masuk sekolah yang dianggap bagus. Tetapi itu hanya pemikiran bagi mereka yang mengutamakan nilai kebanggandunia semata. Akan berbeda pola fikirnya dengan orangtua atau siswa yang mencari sekolah untuk masa depan dunia bahkan akhirat mereka.
Love atfirstsight, mungkin tidak berlaku bagi SMA IT Miftahul Khoir. Kesan pertama bagi sebagian orang ketika datang disekolah ini enggan kembali berkunjung, atau khawatir dengan sistem pembelajarang yang ‘sepertinya’ tidak akan efektif. SMA Islam Terpadu ini mungkin tidak memiliki bangunan semegah sekolah swasta lainya. Saya jamin tidak akan ada pengguna kendaraan bermotor yang akan tersesat didalam lingkungan sekolah, dan saya jamin tidak akan ada warga sekolah mulai dari siswa, pengajar hingga penjual kantin yang tidak mengenal, setidaknya bertegur sapa, karena sekolah ini seperti rumah, tempat berbagi, tempat bermain, tempat belajar.
Hanya ada satu laboratorium yang luasnya tidak melebihi kelas, hanya ada satu perpustakaan yang luasnya tidak melebihi ruang guru, karena laboratorium sekolah ini adalah gunung, pantai dan masyarakat. Karena perpustakaan sekolah  ini adalah alam sekitar, segala hal yang ditemui menjadi hal menarik untuk dibaca dandimengerti. Ini bukan sebuah kiasan, gunung memang gunung dataran tinggi yang menjulang, laut memang laut hamparan pasir dan air yang luas sepanjang mata memandang, masyarakat memang masyarakat, penduduk yang sengaja ditemui untuk digali mengenai informasi sejarah, adat dan kondisi daerah yang ditinggali penduduk tersebut.
Mungkin hanya 40% siswa menghayal mengenai apa yang mereka pelajari. Selebihnya, siswa berinteraksi langsung dengan objek pelajaran. Seperti contoh, ketika menghitung kadar garam pada 1liter air laut, siswa akan benar-benar menghitung menggunakan air laut yang mereka ambil langsung, dihitung menggunakan alat yang dibuat sendiri oleh bimbingan, bukan hanya rumus atau angka perkiraan.
Pernah mendengar atau mungkin merasakan menjadi siswa SMA yang kegiatanya dalam 2 pekan atau bahkan satu bulan tidak masuk kedalam kelas dan justru meneliti berbagai jenis jamur didalam hutan atau bahkan mencari tahu sejarah dan kebenaran mengenai salah satu pesantren yang rumornya adalah pesantren jin? Hanya mereka yang menjadi bagian keluarga SMA Mifkho (begitu orang menyingkat nama sekolah ini) yang tahu dan merasakanya.
Bukan hanya kepintaran yang meninggikan derajat seorang manusia, tetapi jiwa, ruh dan etika mereka yang menunjukanya. Maka guru sebagai teman dan orangtua di SMA Mifkho tidak akan pernah lupa mengajak anak-anaknya untuk selalu mengingatpada pencipta, sehingga tidakmenjadi budak sains.Bagaimana bumi ini tercipta bukan sekedar dentuman dua material besar. Bagaimana luarbiasanya mekanisme tubuh bukan sekedar karena denyut nadi yang terus berdetak. Dibalik itu semua Allah sudah mengatur segala kehidupan. Saya mulai memahami bukan hanya sekedar pengetahuan umum mengenai perubahan cuaca atau inflasi yang ingin diajarkan, tetapi bagaimana Tuhan mengatur segalanya, bagaimana semua hal yang ada pada dunia ini berkaitan.

Seorang guru di SMA IT Miftahul Khoir  pernah berkata, “Suatu lembaga berjalan dengan baik bukan karena nama lembaganya, namun individu didalamnya.” Mengajarkan kita untuk percaya, mandiri membawa nama baik bagi diri kita dan oranglain. 












Oleh Faradis Zahra Elfajri Agkatan 2015-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar