Rabu, 14 Maret 2018

Sekolah bukan hanya Tempat Mengisi Soal UN

Sekolah bukan hanya Tempat Mengisi Soal UN
Sekitar 2 tahun yang lalu, pemerintah menggegerkan dunia pendidikan dengan sistem fulldayschool.Sebagian besar masyarakat ramai beropini, ada yang tidak setuju karena kasihan jika anak belajar sampai sore disekolah, ada yang setuju dengan alasan kegiatan anak akan lebih terjamin, bukan main atau berfoya setelah pulang sekolah disiang hari. Namun berita itu tidak menjadi persoalan yang serius bagi siswa SMA MIFKHO, karenafulldayschoolmemang menjadi ‘tradisi’ di sekolah ini. 

“Sekolah merupakan rumah untuk menginspirasi siswa dan mengenal potensinya agar menjadi dirinya sendiri,” bukan sekedar motto atau tulisan disetiap sosial media SMA MIFKHO, kalimat itu menjadi pembuktian.Mulai pukul 7.00 WIB hingga  pukul 16.00 WIBsiswa tidak terus mengisi soal pitagorasdan kawan-kawanya agar berhasil di Ujian Nasional nanti, justru mereka diajak bermimpi bagaimana hidup kedepan, menjalani mimpinya dengan masing-masing potensi yang dimilki. 

Seorang alumni SMA Mifkho pernah bercerita, bahwa Mifkho adalah rumahnya yang kedua. Saya merasakan bagaimana rasa bangganya dengan sekolah ini, sekolah yang guru-gurunya memberikan banyak harapan bagi masa depan.Sampai suatu hari seorang guru meminta alumni ini dan teman satu kelasnya menuliskan masing-masing harapan mereka dengan besar pada sebuah tembok. Dia menulis 3 harapan besar, doa seorang pengajar yang ikhlas dengan ikatan yang baik dengan siswanya sekarang terkabul, 2 harapan yang ditulis terwujud, salah satunya adalah sekolah di German. 

Sadar betul dengan potensi yang dimilkki siswa beragam, para guru mencari cara agar setiap potensi dapat terasah, sehingga siswa bisa merasa menjadi diri sendiri. 

Saya pernah menyaksiakan, saat itu ada salah satu kelas dengan mayoritas siswa-siswinya gemar bernyanyi, tepat pada pelajaran matematika mereka diminta menyanyikan rumus yang sudah diajarkan menggunakan lagu apapun yang mereka suka, tidak lama setelah itu terciptalah sebuah lagu berisikan rumus matematika. Sebuah penelitian pernah dilakukan di Jepang, bahwa belajar menggunakan irama akan lebih mudah dicerna. Bakat siswa tersalur, pengajaran tetap berjalan.Berbeda dengan kelas lain yang gemar bermain diluar kelas, masih dalam pelajaran yang sama, yaitu matematika, siswa diajak bermain dilapangan, diberikan soal , lalu diminta mencarijawabanya pada kertas yang sudah disebar secara acak dilalapangan. Pelajaran yang awalnya diaanggap berat terasa ringan dan riang. Entah itu sebuah teknik atau ketidaksengajaan, tapi pasti direncanakan.

Selain mengasahpotensi dan ketertarikansiswa melalui pelajaran umum, SMA Mifkho juga memfasilitasi berbagai ekstrakulikulersebagai wadah yang sengaja disediakan agar potensi dan minat siswa dapat tertampung dengan baik. Mungkin suatu hari nanti akan lahir seorang musisi alumni SMA Mifkho, atau mungkin seorang atlet yang membawa nama baik Indonesia lahir dari sekolah ini, dan jangn heran jika nanti mendengar seorang astronom wanita yang dulunya pernah belajar di SMA-IT Miftahul Khoir.

Sehingga sekolah dari pagi hingga sore tidak menjadi beban yang berarti, justrumenjadi hal yang menyenangkan, karena MIFKHO adalah rumah, tempat dimana kita bisa menjadi diri sendiri. Begitu menyenangkanya sekolah ini, banyak hal mengejutkan terjadi, disinilahbangunan dan jiwa-jiwa yang menjadi saksi atas keberhasilan banyak orang.












Oleh : Faradis Zahra Elfajri

Kelas Seluas Dunia



Kelas Seluas Dunia
Tidak sedikit orangtua yang ingin anaknya diterima oleh sekolah bergengsi. Kualitas pengajar, tempat dan segala fasilitas sekolah yang memadai, dengan alasan sebagai pendukung pembelajaran. kebanyakan remaja usia SMA, dipandang dari sisi psikologinya,senang denganapa yang dimiliki, menunjukan hal terbaik yang mereka punya untuk melakukan interaksi sosial, salah satu caranya bangga dengan tempat sekolahnya, menyimpan gengsi pada seragam yang dikenakan, maka banyak dari mereka setuju ketika orangtuanyamemilih bahkan mungkin terkesan memaksa agar anak-anak mereka masuk sekolah yang dianggap bagus. Tetapi itu hanya pemikiran bagi mereka yang mengutamakan nilai kebanggandunia semata. Akan berbeda pola fikirnya dengan orangtua atau siswa yang mencari sekolah untuk masa depan dunia bahkan akhirat mereka.
Love atfirstsight, mungkin tidak berlaku bagi SMA IT Miftahul Khoir. Kesan pertama bagi sebagian orang ketika datang disekolah ini enggan kembali berkunjung, atau khawatir dengan sistem pembelajarang yang ‘sepertinya’ tidak akan efektif. SMA Islam Terpadu ini mungkin tidak memiliki bangunan semegah sekolah swasta lainya. Saya jamin tidak akan ada pengguna kendaraan bermotor yang akan tersesat didalam lingkungan sekolah, dan saya jamin tidak akan ada warga sekolah mulai dari siswa, pengajar hingga penjual kantin yang tidak mengenal, setidaknya bertegur sapa, karena sekolah ini seperti rumah, tempat berbagi, tempat bermain, tempat belajar.
Hanya ada satu laboratorium yang luasnya tidak melebihi kelas, hanya ada satu perpustakaan yang luasnya tidak melebihi ruang guru, karena laboratorium sekolah ini adalah gunung, pantai dan masyarakat. Karena perpustakaan sekolah  ini adalah alam sekitar, segala hal yang ditemui menjadi hal menarik untuk dibaca dandimengerti. Ini bukan sebuah kiasan, gunung memang gunung dataran tinggi yang menjulang, laut memang laut hamparan pasir dan air yang luas sepanjang mata memandang, masyarakat memang masyarakat, penduduk yang sengaja ditemui untuk digali mengenai informasi sejarah, adat dan kondisi daerah yang ditinggali penduduk tersebut.
Mungkin hanya 40% siswa menghayal mengenai apa yang mereka pelajari. Selebihnya, siswa berinteraksi langsung dengan objek pelajaran. Seperti contoh, ketika menghitung kadar garam pada 1liter air laut, siswa akan benar-benar menghitung menggunakan air laut yang mereka ambil langsung, dihitung menggunakan alat yang dibuat sendiri oleh bimbingan, bukan hanya rumus atau angka perkiraan.
Pernah mendengar atau mungkin merasakan menjadi siswa SMA yang kegiatanya dalam 2 pekan atau bahkan satu bulan tidak masuk kedalam kelas dan justru meneliti berbagai jenis jamur didalam hutan atau bahkan mencari tahu sejarah dan kebenaran mengenai salah satu pesantren yang rumornya adalah pesantren jin? Hanya mereka yang menjadi bagian keluarga SMA Mifkho (begitu orang menyingkat nama sekolah ini) yang tahu dan merasakanya.
Bukan hanya kepintaran yang meninggikan derajat seorang manusia, tetapi jiwa, ruh dan etika mereka yang menunjukanya. Maka guru sebagai teman dan orangtua di SMA Mifkho tidak akan pernah lupa mengajak anak-anaknya untuk selalu mengingatpada pencipta, sehingga tidakmenjadi budak sains.Bagaimana bumi ini tercipta bukan sekedar dentuman dua material besar. Bagaimana luarbiasanya mekanisme tubuh bukan sekedar karena denyut nadi yang terus berdetak. Dibalik itu semua Allah sudah mengatur segala kehidupan. Saya mulai memahami bukan hanya sekedar pengetahuan umum mengenai perubahan cuaca atau inflasi yang ingin diajarkan, tetapi bagaimana Tuhan mengatur segalanya, bagaimana semua hal yang ada pada dunia ini berkaitan.

Seorang guru di SMA IT Miftahul Khoir  pernah berkata, “Suatu lembaga berjalan dengan baik bukan karena nama lembaganya, namun individu didalamnya.” Mengajarkan kita untuk percaya, mandiri membawa nama baik bagi diri kita dan oranglain. 












Oleh Faradis Zahra Elfajri Agkatan 2015-2016

Memanusiakan Manusia



Memanusiakan Manusia
            Sering terdengar kisah tentang anak sekolahan. Sayangnya, kisah-kisah memilukanlah yang lebih banyak sampai di telinga. Banyak anak yang tidak suka kegiatan belajar di sekolah. Sebagai gantinya, tawuran, geng motor, merokok, hingga perbuatan negatif lainnya dilakukan dengan alasan mencari jati diri.
Padahal, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, katanya. Namun masalahnya, manusia seperti apa yang ingin dibentuk?
            Banyak sekali sekolah yang dibangun dan memberi jaminan bahwa mereka bisa mendidik anak yang pintar. Sayangnya, mereka tak menjamin bahwa mereka dapat membentuk anak yang dapat mengenal dirinya. Padahal, mengenal diri sendiri adalah faktor penting dalam pendidikan. Terbukti, banyak anak yang pandai dalam teori, namun tak pandai mengendalikan diri. Banyak anak yang mengenal banyak rumus, namun tak mengenal dirinya sendiri.
Lantas, adakah sekolah yang membantu anak untuk mengenal dirinya sendiri dengan baik?
            SMAIT Miftahul Khoir menjelma oase di tengah gurun.Ia mendefinisikan sekolah menjadi sebuah rumah untuk menginspirasi siswa dan mengenal potensinya agar menjadi dirinya sendiri.
Saat mayoritas sekolah berkutat penguasaan materi, SMAIT Miftahul Khoir berorientasi pada pengenalan diri sendiri. Maka, program yang dibangun pun bertujuan agar anak dapat bereksplorasi dan mendapatkan pengalaman bagi dirinya sendiri: program Morning (Motivation and Training), Saba Bandung, Sarasehan, Nature Research, Be Your Self, Journey to The Freedom, serta program-program lainnya. Dengan pengalaman-pengalaman langsung yang dirasakan anak, pembelajaran akan lebih bermakna dan akan diingat selalu.
Dengan mengenal dirinya sendiri, anak akan mengerti untuk apa mereka belajar. Anak akan paham mengapa mereka harus terdidik. Anak akan tahu, bagaimana memosisikan diri sendiri.
Sebab mengenal diri sendiri menjadi hal penting dan mendasar dalam proses memanusiakan manusia.
***
“Perjalanan terjauh yang dilakukan manusia adalah perjalanan ke dalam dirinya.”
-SMAIT Miftahul Khoir